Anak-anak memperoleh bahasa pada tingkat yang mengagumkan. Anak-anak berpikir, belajar, dan mengingat rata-rata sembilan kata perhari yang dikeluarkan dengan suara/ucapan hingga dengan usia enam tahun. Seiring berjalannya waktu bawah umur usia enam atau tujuh tahun memperoleh kosa kata hampir empat belas ribu kata.
Sejak bayi, bahasa dipelajari melalui interaksi sosial dengan orang lain, melalui kesempatan mendengarkan dan menguji coba bunyi dan kata. Penelitian menemukan bahwa bawah umur mengalami bahasa ibu dan ayah melalui pertanyaan yang sering diajukan, respon verbal dan non verbal yang diakui dan diterima, dan interaksi.
Bahasa bawah umur dikarakteristikkan secara umum oleh contoh yang muncul sebagai berikut:
1. Menangis
2. Gurgling (meraban) dan mendekut
3. Tertawa dengan bunyi keras
4. Lokalisasi
5. Tertawa dengan verbal tertutup
6. Bercakap-cakap
7. Memanggil dengan satu suku kata (Echolalia)
8. Suku kata (vocables) (suara mendekati kata tetapi dengan kreasi anak)
9. Obrolan ekspresif
10. Mengulangi perkataan ketika dibujuk
11. Kata-kata mengikat yang dapat dibedakan dalam obrolan ekspresif
12. Holophrases atau kalimat dengan satu kata (“susu” dapat berarti “saya ingin susu”)
13. Telegraphic atau kalimat dengan dua kata (“Jus Ma” dapat berarti “Mama, saya ingin jus”)
14. Overgeneralized speech atau kata-kata umum/ sebutan
15. Undergeneralized speech atau sebutan untuk seseorang (misalnya nama ibunya yaitu Sarah, oleh alasannya itu bibi Sarah tidak dipanggil Sarah; ia harus dipanggil dengan nama lain)
16. Perputaran percakapan
17. Kata-kata kreatif. (kata-kata yang dibutuhkan untuk menemukan kata yang belum dipelajari). Contoh kasir restoran menurut anak sama dengan pelayan restoran.
18. Keingintahuan kata-kata verbal.
19. Keingintahuan wacana kata-kata yang tercetak.
B. PERBEDAAN BAHASA DIANTARA ANAK-ANAK
Penelitian pada salah satu sekolah metropolitan yang besar di Amerika mengidentifikasi bahwa terdapat enam puluh empat perbedaan bahasa diantara anak yang mendaftar. Anak dihadapkan pada peran aksesori mencar ilmu dua bahasa secara bersamaan. Anak-anak bergantung pada lingkungan pembelajaran antara rumah dan sekolah untuk mendukung perkembangan bahasa mereka. Kecakapan dalam bahasa pertama yaitu prasyarat kecakapan dalam bahasa kedua. Anak-anak menggunakan bahasa pertama untuk berpikir, memecahkan duduk perkara dan mendiskusikan ide. Anak-anak yang tidak dapat mengembangkan kecakapan bahasa rumah kemungkinan mengalami kesulitan pada penguasaan kosa kata, ingatan pendengaran, perbedaan penguasaan, duduk perkara peran sederhana dan kemampuan mengikuti sesuai dengan urutan.
Mengingat bawah umur memperoleh kecakapan dalam bahasa asli sebelum mereka mendapat kecakapan yang lain, kita hendaknya menyediakan pengalaman pada pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan bahasa pertama mereka. Kurikulum dan komunikasi mendukung munculnya bahasa pertama, dan hal ini akan membuat kesudahannya sulit dipisahkan. Sehingga kepada anak perlu ditanamkan adanya perbedaan indivudual, budaya, dan bahasa.
C. PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI PENGENALAN HURUF (Litercy)
Ahli PAUD mendemonstrasikan perkembangan literacy secara terus menerus mulai dari periode sensorimotor pada masa bayi. Berikut ini yaitu perkembangannya:
1. Bayi (Infants)
Orang renta dan pengasuh dapat menyebarkan buku dengan bayi. Sambil menimang bayi, orang remaja dapat membacakan/menceritakan gambar pada buku-buku bayi. Buku bayi dapat ditempatkan ditempat yang terlihat disalah satu sisi daerah tidur. Beberapa bayi dapat melihat objek dalam jarak sepuluh hingga dua belas inchi, ada juga yang sambil bediri melakukannya disudut daerah tidur atau dilantai. Didepan bayi dapat disediakan stimulus penglihatan yang lain yang menyebabkan ketertarikan bayi.
2. Toddlers
Toddlers sangat erat dengan buku, mereka suka membaca dan seringkali memiliki kelekatan dengan buku favoritnya. Mereka selalu berusaha mengambil buku untuk sewaktu-waktu dibaca. Kadang-kadang buku menjadi sahabat tidur bagi mereka. Bahasa mulai muncul diusia dua tahun. Pada simpulan tahun kedua, bawah umur mulai menyukai buku-buku bertema, misalnya buku dongeng menyerupai Donal Bebek. Dalam buku-buku tersebut terdapat gambar objek berwarna dan terdapat kata-kata yang dicetak berwarna.
3. Usia tiga hingga lima tahun
Dari usia tiga hingga lima tahun, bawah umur menyukai buku dongeng pendek dan sederhana, atau buku-buku bertema, dongeng bergambar tanpa teks, dan buku-buku ramalan dengan pengulangan yang sama atau kejadian terulang. Banyak buku terutama buku-buku alfabet yang diminati oleh anak-anak.
4. Usia SD Kelas Awal
Anak usia SD kelas awal bisa menceritakan kembali apa yang mereka baca. Menceritakan kembali dapat menambah kesadaran anak untuk mempertimbangkan sesuatu. Kualitas literatur yang baik, dan buku-buku anak yang erat perlu disediakan dirumah dan lembaga pendidikan anak usia dini.
D. PEMBELAJARAN MENULIS
Mempelajari literasi lebih dari sekedar mencar ilmu membaca. Pembelajaran menulis yaitu adegan dari intergal dari proses mencar ilmu membaca. Saat ini, beberapa pendidik anak usia dini tidak saja membicarakan pembelajaran membaca tetapi juga munculnya literasi yang meliputi konsep membaca dan menulis. Dalam tahap awal menulis, guru perlu menciptakan lingkungan yang baik semoga bawah umur bebas membangun pengetahuannya melalui surat, kata-kata dan tata bahasa dalam konteks pengucapan dan penulisan.
ASESMEN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK USIA DINI
Asesmen perkembangan bahasa pada anak usia dini merupakan pendeteksian gejala-gejala yang terjadi pada anak ketika dalam proses pengembangannya.
A. TAHAP PERKEMBANGAN BAHASA
Tahap perkembangan bahasa menurut Benner, 2003 sebagai berikut:
1. Prabicara (lahir s/d 10 bulan)
Kemampuan:
- perkembangan bunyi (persepsi dan hasil).
- Perkembangan isyarat
- Penambahan persepsi suara; bicara bayi merupakan hasil menangis dan keributan; bermain dengan bunyi termasuk mengulang bicara dengan orang lain yang dimulai usia tiga bulan; antara 6 – 10 bulan dapat menggunakan konsonan dan abjad vokal secara terbatas.
2. Kata-kata pertama pemunculan nama (10 s/d 13 bulan)
Kemampuan:
- Pengertian kata tunggal
- Menghasilkan kata tunggal
- Perbedaan individual dalam penggunaan kata tunggal
- Fungsi instruksi sebagai kata
- Perhatian dapat diarahkan dengan nama objek (lihat anjing, amy, anjing) mulai tiga belas bulan meneima kosa kata dari tujuh belas hingga sembilan puluh tujuh kata.
3. Kombinasi kata ( 18 s/d 24 bulan)
Kemampuan:
- Penggunaan satu kata tunggal dengan arti kompleks untuk ungkapan multi kata. Contoh “susu” (artinya dapat minta susu atau melihat payudara mamanya).
- Penggunaan kombinasi kata untuk kalimat. Contoh mama kudapan manis (maksudnya mama minta kue).
4. Tata bahasa ( 20 s/d 30 bulan)
Kemampuan:
- Kecepatan pemerolehan morfem.
- Perkembangan bahasa yang unik pada usia ini, menyerupai mulai menggunakan kata ganti menyerupai saya, kita, dia, kamu.
- Penggunaan kalimat dalam contoh dan aturan yang tidak teratur.
Mulai tahun pertama kelahiran, kosa kata terus bertambah (karenanya dapat diukur dalam hitungan jumlah).
1. Komunikasi permulaan
Seorang anak berbicara dimulai dari satu kata. Hal ini dapat berupa sumbangan nama objek atau orang. Bahasa anak berkembang, dari sederhana ke kompleks dalam contoh yang dapat diramalkan pada rata-rata individu. Perkembangan bahasanya merupakan kombinasi dari interaksi sosial, perkembangan emosinya, kemampuan kognitif, dan perkembangan fisik. Semuanya dikombinasikan dengan apa yang terjadi.
Perkembangan dan membangun tata bahasa menurut Bryen dan Gallaher, 1983 diikuti dengan kemajuan:
a. Koreksi penggunaan kata (pada usia 1,5 – 2 tahun)
b. Penggunaan kata pemilikan (pada usia 1,5 – 2 tahun)
c. Pemberian nama (pada usia 3 tahun)
d. Penggunaan untuk jamak dan beberapa kata depan (pada usia 3 tahun)
e. Menceritakan jadwal sehari-hari dalam urutan (pada usia 4 tahun)
f. Dapat menceritakan dongeng imajinatif wacana sebuah gambar (pada usia 4 tahun)
g. Berbicara dalam kalimat orang remaja yang disukai (pada usai 4 tahun)
2. Kaitan antara bahasa dan literasi
David Dickinson menunjukkan pendapat bahwa bahasa yaitu aktivitas literasi yang menyediakan kosa kata, susunan dan arti secara tertulis yang ditemukan setelah kata ditulis. Berikut yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak.
- Pada dikala makan dan snack, pengasuh duduk dengan anak menyerupai keluarga dan gunakan percakapan pada dikala makan.
- Meningkatkan diskusi wacana suatu peristiwa, mengingat secara detail suatu kejadian.
- Meningkatkan penggunaan kosa kata gres yang dipelajari selama aktivitas berlangsung.
- Mengidentifikasi kata dan konsep yang penting.
- Meningkatkan pemahaman wacana aspek cerita.
- Merespons pertanyaan anak-anak.
- Menghubungkan tema buku dengan aktivitas lain.
- Anak-anak membutuhkan kesempatan untuk berbicara dengan orang lain.
- Meminimalkan interupsi – guru yang terlibat dalam bermain peran memiliki kecenderungan untuk mengganggu melalui penggunaan interupsi.
- Melibatkan individu anak dalam menggunakan variasi kata-kata dalam percakapan (Dickinson dan Tabos, 2001, 252 – 254).
3. Fungsi Bahasa
Melalui gerakan dan interaksi lingkungan maka terjadi perluasan bahasa yang tidak hanya dalam kosa kata, tetapi juga dalam penggunaannya. Misalnya untuk mendeskripsikan apa yang mereka lihat, menyerupai “Bolaku”. Mereka memberikan “Semua bola pergi”. Mereka mulai mengekspresikan perasaan, “begitu sedih”. Pada empat dan lima tahun, perkembangan kognitif bergerak menghadapi tahapan simbolik ketika mengembangkan membaca dan menulis.
4. Bahasa Non Verbal dan Sosial
Acredolo dan Goodwyn (2000) berpendapat bahwa gerakan badan sebagai bahasa non verbal yaitu tanda atau sinyal datangnya kata-kata. Anak usia dini tanpa kelemahan indera pendengaran dapat mempelajari komunikasi dengan menggunakan tanda bahasa bahkan sebelum mereka dapat berbicara. Dalam studi yang mengagumkan, Daniels (2001) mengemukakan bahwa bayi mencar ilmu memberikan pesan penting menyerupai lebih, ya, tidak, datang beberapa bulan sebelum mengucapkan kata-kata.
5. Fasilitasi Pengembangan bahasa
Anak-anak mempelajari bahasa melalui interaksi dengan oang dewasa. Orang remaja mulai merespons dengan cara mendengarkan, mengerti, memperluas dan menjadi model. Kratcoski & Kart (1998) menyarankan taktik berikut.
a. Perluasan – respons, perluasan kalimat holographic dan telegraphic.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”.
b. Perluasan – respons dan penambahan informasi baru.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”, “Susan lapar”.
c. Pengulangan – frase pengulangan
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan makan, Susan makan”.
d. Bicara paralel – menggambarkan agresi anak-anak
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Saya menunjukkan Susan makanannya.
e. Struktur vertikal – penggunaan pertanyaan untuk memfasilitasi kalimat yang lebih luas.
C: “Susan makan”. T: Ya, Susan sedang makan”. Apakah beliau ingin minum?”.
f. Mengisi – struktur percakapan untuk anak untuk menyediakan kata-kata dalam pernyataan yang lebih lengkap.
T: “Susan ingin minum”. Ayo kita ambilkan segelas...” C:”Air!”
Catatan keterangan: C: Children (anak) T: Teacher (Guru)
6. Peranan model bahasa
a. Tester
Guru sebagai motivator hendaknya mengajukan pertanyaan yang dapat memotivasi anak untuk berpikir dari pada mengajukan pertanyaan yang bersifat hanya mengecek apa yang anak gunakan atau lakukan.
b. Penolong
Guru hendaknya jadi penolong ketika anak membutuhkan pertolongan misalnya ketika anak mengatakan sesuatu tetapi kalimatnya tidak lengkap, maka guru membantu melengkapinya semoga anak lebih mengerti.
c. Menggunakan kata-kata anak
Guru hendaknya tidak memaksakan anak untuk menggunakan kata-kata dari guru, tetapi lebih memberi kesempatan kepada anak untuk mengungkapkan apa yang mereka ingin katakan dan lakukan. Guru hanya membantunya menambahkan jikalau ada kata-kata yang kurang sempurna dengan maksudnya.
d. Mengingatkan kesukaan anak
Anak usia lima hingga dengan enam tahun masih berpikir egosentris, guru bisa memulai dari sesuatu yang disukai anak untuk memulai percakapan.
e. Mengoreksi kesalahan tata bahasa dan kata-kata
Guru juga mengoreksi kata-kata anak yang diucapkan dengan salah/tidak sesuai dengan aturan bahasa semoga anak terbiasa menggunakan kata-kata yang benar.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN PERKEMBANGAN BAHASA
Indikator perkembangan bahasa sesuai dengan tahapan perkembangan bahasa sebagai berikut:
- 1 tahun : reaksi terhadap bunyi menangis, memperhatikan orang bicara, membuat keributan sendiri, mengungkapkan/mengulang satu suku kata yang sama.
- 2 tahun: berbicara sendiri, bisa menggunakan seratus kata, bernyanyi, mengikuti satu perintah.
- 3 tahun: menikmati cerita, bernyanyi, perkataannya dimengerti, mengatakan nama benda dan usianya, menanyakan apa, mengapa dan bagaimana.
- 4 tahun: dapat mengenal beberapa surat; mengenal kata yang familier dalam buku sederhana atau tanda; berbicara dalam kalimat kompleks; menanyakan beberapa pertanyaan; menikmati menyanyi dengan lagu sederhana; mengadaptasikan bahasa sesuai dengan tingkatan pengertiannya; menanyakan dan menjawab apa, mengapa, kapan, dan dimana; mengikuti dua perintah yang tidak berhubungan; mengerti konsep dan mengubungkannya dengan nama, ukuran, berat, warna, tekstur, jarak, posisi dan waktu; menambah-nambahkan kata atau suku kata pada kata.
- 5 tahun: mengerti hingga 13 ribu kata; menggunakan 5 – 8 kata dalam kalimat; menyukai pendapat dan alasan; menggunakan kata “karena”; mengerti; mengingat dongeng dan mengulanginya; menikmati kreasi dan menceritakan cerita; mengerti buku dibaca dari kiri kekanan, atas ke bawah; menggambar gambar binatang, orang dan objek; menikmati mengopi surat; mengidentifikasi surat dengan alfabet dan beberapa angka; mengerti kata lebih, kurang sama, setelah, sebelum, diatas, dibawah, kemarin, sekarang, besok.
- 6 tahun keatas: bisa membalas surat (b/d), berbicara dan mendengarkan kosa kata, dengan beberapa oang, membaca menjadi ketertarikan.
C. PENYUSUNAN INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
Langkah- langkah penyusunan instrumen yaitu sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel
Variabel yaitu segala sesuatu yang memiliki variasi nilai. Dalam hal ini yang menjadi variabel yaitu aspek perkembangan bahasa.
2. Menganalisis teori
Menganalisis teori yaitu mencari, mendeskripsikan, menyintesiskan teori-teori yang berkaitan dengan perkembangan bahasa.
3. Menyusun konstruk
Menyusun konstruk yaitu mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara konseptual. Misalnya perkembangan bahasa yaitu perubahan yang terjadi pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif.
4. Menyusun definisi operasional
Menyusun definisi operasional yaitu mendefinisikan aspek perkembangan bahasa secara operasional atau dapat diukur. Misalnya perkembangan bahasa yaitu perubahan yang terjadi pada fungsi alat komunikasi dalam diri anak secara kualitatif yang diukur melalui teknik interview.
5. Menentukan dimensi dan atau indikator
Menentukan dimensi dan atau indikator perkembangan bahasa berdasarkan teori yang sudah dianalisis sintesiskan. Dimensi berdasarkan tahapan perkembangan, yaitu perkembangan bahasa, indikator perkembangan ditentukan berdasarkan tahapan usia.
6. Menyusun kisi-kisi instrumen (blue print)
Menyusun kisi-kisi instrumen dalam table terdiri dari kode, aspek, indikator, sub indikator, pertanyaan/penyataan, jumlah item.
7. Menyusun butir-butir instumen
Menyusun butir-butir instrumen berdasarkan pada pemilihan teknik pengumpulan data yang akan digunakan, misalnya observasi, angket, tes tertulis, wawancara, dan lain-lain. Perkembangan bahasa akan diaksesdengan teknik interview maka yang harus disiapkan yaitu pedoman interview berdasarkan indikator perkembangan bahasa anak.
D. ANALISIS DATA INSTRUMEN PERKEMBANGAN BAHASA
Pengumpulan data
Pengumpulan data instrumen perkembangan anak lebih banyak menggunakan teknik observasi alasannya anak berkembang sangat pesat sehingga lebih menekankan pada proses dan besifat individual. Oleh alasannya itu, analisis data lebih banyak bersifat kualitatif. Berikut yaitu beberapa metode yang dapat digunakan dalam teknik observasi:
a. Daftar nama (Class List Log)
Daftar nama yaitu pencatatan nama anak, khusus untuk informasi masing-masing anak dikelas.
b. Jurnal refleksi (Reflective Journal)
Jurnal refleksi yaitu pencatatan dalam diary anak yang bersifat pribadi dan terpisah dari catatan anak-anak.
c. Catatan anekdot (Anecdotal Recording)
Catatan anekdot yaitu pencatatan kejadian secara detail pada satu anak melibatkan latar kejadian, aksi/reaksi, kutipan sempurna dan hasil kerja anak.
d. Ceklist (checklist)
Ceklist yaitu daftar kriteria penilaian berdasarkan indikator kemampuan pengetahuan atau tingkah laku yang diberi option ya atau tidak, ada atau tidak ada. Dapat diindikasikan dengan tahapan perkembangan anak dari milistone dan aspek yang dikembangkan.
e. Perhitungan frekuensi (Frekuensi count)
Perhitungan frekuensi yaitu pencatatan wacana seringnya tingkah laku terjadi dan digunakan.
f. Wawancara interview (Conversations or Interviews)
Wawancara interview yaitu pencatatan bahasa anak secara verbal dalam interaksinya dengan anak lain dengan goresan pena atau alat pendengar.
g. Pencatatan waktu (Time Sample)
Pencatatan waktu yaitu pencatatan aktivitas bermain bebas anak setiap lima menit dalam setengah jam secara interval dan menyimpulkan gambaran wacana daya tarik, kemampuan, fokus perhatian, kegemaran permainan, tahap permainan sosial anak.
h. Skala penilaian (Rating Scale)
Skala penilaian yaitu kriteria penilaian yang diatur berdasarkan tahap perkembangan atau kualitas jangkauan yang dicatat sesuai dengan hasil pengamatan.
i. Hasil karya (Work Sample)
Hasil karya yaitu koleksi hasil karya anak yang menggambarkan kesimpulan wacana perkembangan, kemampuan dan tingkah laku.
j. Teknologi (Technology)
Teknologi merupakan aktivitas mendokumentasi dengan menggunakan audio/video tape.
k. Laporan kekerasan pada anak (Child Abuse Reporting)
Laporan kekerasan pada anak merupakan ringkasan, gambaran, catatan darurat, bentuk laporan pernyataan.
l. Program Asesmen
Program asesmen yaitu alat untuk mengevaluasi jadwal lingkungan, kurikulum dan administrasi, kualifikasi staf dalam interaksi dengan anak-anak, kecocokan jadwal untuk individu anak.
E. PENGGUNAAN PERCAKAPAN UNTUK MENDENGARKAN DALAM PERKEMBANGAN BAHASA DAN BICARA
Pengamatan dengan mendengarkan yaitu hal yang alami disetiap waktu. Pesan yang diterima oleh pendengar bukan hanya kata-kata dan artinya. Kesimpulan berdasarkan pada latar belakang pendidikan, situasi sosial, kelompok etnis dan bahkan usia mental. Pembicara memberikan pesan dengan menunjukkan formasi gigi, ekspresi wajah, bahasa tubuh, kontak mata, rasa humor, pilihan kosa kata. Semua ini menunjukkan informasi lebih wacana pembicara tidak hanya sekedar kata-kata yang diucapkan.Dengan teknik interview atau menanyakan anak kita dapat menemukan apa yang mereka ketahui dan pikirkan. Pertanyaan terbuka pada bawah umur (untuk orang yang menanyakan ketidaktahuan tanggapan yang tepat) yaitu sebuah teknik untuk menolong anak berpikir, berimajinasi dan memecahkan masalah. Menyeleksi tipe interview yang digunakan bergantung pada apa yang ingin diketahui wacana anak, yang dapat menyatakan tingkat kognitif dan emosi anak.
F. ISSUE YANG PENTING
1. Keuntungan dan kelemahan interview
a. Keuntungan
- Informasi yang diperoleh lebih banyak berasal dari situasi yang alami.
- Dapat dianalisis kemudian.
- Dapat menunjukkan kemajuan bicara dan bahasa setiap waktu
- Mengingatkan harga diri anak sebagai fokus percakapan, dengan guru sebagai pendengar yang penuh perhatian.
b.Kelemahan
- Memerlukan waktu yang intensif alasannya pehatian pada satu anak.
- Intimidasi anak menyerupai anak segan berbicara dalam keadaan tertentu.
- Mengganggu dan mungkin menampakkan area rahasia.
2. Analisis data interview
Menurut Miles dan Huberman, analisis data instrumen yang bersifat kualitatif dapat digunakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dalam mereduksi data, perkembangan bahasa dengan interview yaitu dengan mencari indikator-indikator bahasa yang muncul pada setiap peristiwa.
b. Display data (tampilan data)
Display data atau penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, pie, chart, pictogram, uraian singkat, bagan, korelasi antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam men-display data yang berkaitan dengan perkembangan bahasa yaitu dengan cara mengelompokkan urutan dan tahapan perkembangan sesuai dengan usia anak. Setelah itu hasil temuan ini dapat dibandingkan teori yang sudah ada dan dianalisis secara terperinci, adakah perkembangan teori dari apa yang sudah ada.
c. Kesimpulan/verifikasi data
Kesimpulan awal yang dikemukankan bersifat sementara dan masih bisa berubah jikalau ada temuan-temuan lapangan terbaru dengan bukti-bukti yang mendukung. Kesimpulan diperlukan menyimpulkan temuan gres yang sebelumnya belum pernah ada. Dalam menyimpulkan perkembangan bahasa berdasarkan interview dapat dilakukan dengan melihat seberapa jauh perkembangan yang sudah dicapai berdasarkan tahapan perkembangan bahasa anak. Perubahan apa saja yang terjadi selama pembelajaran berlangsung.
Semua rangkuman teori diatas saya ambil dari buku yang berjudul "Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini" yang diterbitkan oleh Universitas Terbuka.